January 18, 2009

Masa Depan Yahudi di Palestina

Gencarnya serangan pasukan Yahudi 10 hari terakhir ini terhadap kota Gaza yang dikuasai Mujahidin Hamas telah melahirkan simpati dunia, khususnya Dunia Islam. Hampir seluruh dunia, kecuali Amerika, bergerak membantu kaum Muslimin di Gaza dengan berbagai bentuk bantuan seperti makanan, obat-obatan, medis, demonstrasi besar-besaran, diplomasi, politik, doa dan bahkan jutaan kaum Muslimin menyatakan siap menuju Palestina untuk berjihad melawan dan mengusir kaum Yahudi yang telah mendirikan Negra Israel di atas bumi Palestina sejak tahun 1947.

Di antara fenomena yang menarik dicermati dari peristiwa Gaza kali ini ialah kekhawatiran Eropa yang diwakili Presiden Prancis, Sarkaozy. Sehinngga, Presiden Perancis Sarkozy harus bertandang ke Mesir untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Husni Mumabarak untuk membujuk Israel menghentikan serangannya ke Gaza dan segera berdamai dengan Hamas. Demikian juga Rusia merasa sangat gelisah dengan perkembangan yang terjadi. Di samping itu, pernyataan-pernyataan para pemimpin Arab seperti Qatar, Mesir, Jordan, Saudi Arabia dan juga Indonesia terlihat agak berpihak kepada rakyat Palestina dan khususnya Hamas, kendati dengan cara yang berbeda-beda. Padahal selama ini Hamas telah ditetapkan Amerika sebagai organisasi Teroris yang harus dilenyapkan di atas muka bumi.

Lebih dari itu, Perdana Menteri Turki, Thayeb Ordogan dengan tegas mengatakan akan segera melobi PBB sesuai dengan agenda yang diinginkan Hamas. Kendati terlihat lamban, Liga Arab dan OKI juga mulai bergerak. Menariknya lagi Presiden Venezuela, Hugo Chavez telah memerintahkan Dubes Israel hengkang dari negara pengekspor minyak tersebut. Lebih dari itu, Ratu Rania, Istri Raja Abdullah; Raja Jordania, mengeluarkan statement kerasnya seperti yang dkutip Islamoline.com : “Membiarkan Gaza dalam kondisi seperti ini adalah kekufuran (membangkang) pada Allah”. Semuanya seakan menyadari kezaliman yang dilakuakn bangsa Yahudi terhadap rakyat palestina yang sudah menderita berkepanjangan sejak lebih dari 60 tahun lalu.

Peristiwa Gaza kali ini benar-benar telah menyedot perhatian dunia - sekali lagi minus pemerintah AS - dan telah melahirkan atmosfir baru dalam gejolak dunia internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Betapa tidak? Sebagai contoh sederhanya saat penulis tadi malam menyampaikan informasi terakhir Palestina di sebuah masjid di Jakarta Timur yang tak terlalu besar yang dipenuhi sekitar 300an jamaah terkumpul dana untuk diinfakkan ke Palestina sekitar 19 juta rupiah. Sebab itu, tidak mustahil serangan pasukan Yahidi ke Gaza kali berpotensi menjadi titik awal bagi perubahan peta konflik dunia umumnhya dan peta kaum Yahudi khususnya

Mengenal Karakter Dasar Yahudi

Untuk memahami hakikat kejahatan yang dilakukan Yahudi di Palestina kita perlu mengenal karakter bangsa Yahudi. Terlepas dari percaya atau tidak, tapi fakta historis membuktikan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang memiliki karakter yang sangat jauh berbeda dengan karakter bangsa-bangsa lain. Jauh sebelum kelahiran Islam di Jazirah Arabia, bangsa Yahudi saat masih bersama nabi Musa as. mereka telah memperlihatkan karakter buruk yang suka membuat kekacauan dan melanggar perintah Allah dan nabi Musa. Mereka terkenal dengan bangsa yang ngeyel, mbalelo dan banyak bertanya untuk menghindar dari kewajiban agama. Perintah Allah menyembelih sapi betina misalnya, dipertanyakan berkali-kali dengan pertanyaan yang tidak bermutu, seperti warnanya apa, apakah sapi yang sudah digunakan membajak sawah atau belum, masih perawan atau sudah kawin dan sebagainya. (Q.S. Al-Baqarah : 67 – 73).

Yahudi juga terkenal dengan kecendrungan melakuan kezaliman, makan riba (transaksi bisnis dengan bunga/ rentenir) dan memakan harta orang lain dengan jalan batil. (Q.S. Annisa : 160 – 161). Yang lebih mengerikan lagi ialah, mereka selalu mengingkari janji, membangkang terhadap perintah-perintah Allah, membunuh para nabi mereka jika ajaran para nabi tersbut tidak sesuai dengan keinginan dan hawa nafsu nereka, mengatakan hati mereka tertutup, menuduh Maryam (Ibunda Isa as.) berzina dan mengklaim membunuh nabi Isa. (Q.S Annisa : 155 – 158).

Sejarah juga mencatat bahwa mereka adalah bangsa yang tidak bersyukur terhadap berbagai nikmat yang Allah berikan kepada mereka, khususnya nikmat kehadiran para nabi dari keturunan mereka serta berbagai kelebihan dan keistimewaan yang Allah berikan kepa mereka. (Q.S Al-Maidah : 20). Mereka juga kufur terhadap nikmat kemerdekaan yang dianugerahkan Allah kepada mereka sehingga mereka berhasil keluar dari penjajahan, pembantaian dan kejahatan Firaun terhadap mereka dan keturunan mereka. (Q.S. Ibrahim : 6)

Yang tak kalah serunya ialah kecanduan mereka menyekutukan Allah kendati baru saja melihat kebesaran dan kekuasaan Allah membelah laut merah saat mereka menyeberanginya. Baru saja lolos dari kejaran Fir’aun, mereka melihat sekelompok manusia menyembah sapi, merekapun tergoda untuk meminta kepada Nabi Musa agar membuatkan tuhan sebagai sekutu Allah. (Q..S. Al-A’raf : 138).

Yang lebih membuat bulu kuduk kita merinding ialah perlakuan kasar dan tidak beradab mereka terhadap nabi Musa dan Allah saat mereka diperintahkan memasuki Palestina setelah lolos dari jajahan Fir’aun sekitar tiga abad lamanya. Allah bahkan menjamin kemenangan jika mereka mau masuk ke Palestina. Apa jawaban mereka saat mendengar perintah tersebut? Wahai Musa. Kami tidak akam memasuki Palestina selama kaum aggressor masih berada di sana. Pergilah Engkau dan Tuhan-mu ke sana, lalu berperanglah kalian berdua. Kami tunggu di sini sambil duduk-duduk. (Q.S. Al-Maidah : 21- 24) Na’uzu billah dari ucapan tersebut…

Itulah sekelumit karakter bangsa Yahudi yang diceritakan Allah melaui Al-Qur’an. Masih bayak lagi prilaku mereka yang tidak normal yang Allah bongkar dalam Al-Qur’an seperti merubah wahyu sesuai hawa nafsu, menyembunyikan yang hak, menyampuradukan hak dengan batil, menyuruh orang lain berbuat baik, namun diri mereka sendiri tidak melakukannya dan banyak lagi yang lain. Intinya adalah, mereka adalah bangsa yang sangat tidak beradab terhadap para nabi mereka dan bahkan terhadap Allah sebagai Tuhan Pencipta mereka sendiri. Lalu, bagaimana mungkin kita berharap bangsa Yahudi yang sudah dikutuk Allah itu beradab terhadap manusia lainnya, khususnya terhadap kaum Muslimin di Palestina?

Akibat karakter mereka yang sangat rusak dan menyimpang, mereka mengalami berbagai macam sakit jiwa seperti cinta dunia, ingin hidup 1.000 tahun, merasa lebih tinggi derajatnya dibanding bangsa lain, menghalalkan segala cara dalam berpolitik, berbisnis dan berbagai lapangan kehidupan lainnya sehingga hati mereka menjadi keras dan berkarat, alias tidak tembus wahyu, apalagi seruan, himbauan, saran dan sebagainya. (Q.S. Al-Baqarah : 74 – 76).

Berdasarkan informasi akurat dari Allah tersebut, fakta historis dan kenyataan yang kita saksikan hari ini, bangsa Yahudi bukanlah bangsa yang mudah diajak bernegosiasi dan menggunakan hati nurani dalam berinteraksi dengan manusia lain, apalagi dalam kondisi perang. Mereka hanya kenal bahasa otot dan kekerasan. Sebab itu, kalau masyarakat dunia, khususnya umat Islam mau menyelesaikan masalah kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Yahudi di Palestina sejak tahun 1947, hanya ada satu kata : Jihad fii sabililllah, atau dengan kekerasan sebagaimana yang mereka lakukan puluhan tahun terhadap Muslim Palestina. Logika ini pula yang dilakukan oleh nabi Muhammad Saw. terhadap mereka di Madinah dan Khaibar sekita 14 abad silam sampai mereka bertekuk lutut dan tidak berdaya.

Kondisi Ril Yahudi di Palestina Saat Ini

Saat gerakan Zionis Yahudi mendeklarasikan berdirinya Negara Israel tahun 1947 lalu, bangsa Yahudi yang telah menduduki Palestina boleh berbesar hati dan berbangga diri karena mendapatkan dukungan dari seluruh penjuru dunia di bawah lembaga dunia yang mereka dirikan bernama PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Tractat Inggris adalah yang paling berjasa dalam pendirian negara haram tersebut. Kemudian menyusul Rusia, eks Uni Soviet dan entah bagaimana setelah itu diambil alih oleh Amerika Serikat.

Dukungan tersebut secara tak langsung mereka dapatkan pula dari negeri-negeri Islam seperti negera-negara teluk, Suriah, Jordanoia, Irak, Mesir, Turki dan sebagainya. Perang Arab-Israel 1948 tak lain adalah perang antar puluhan ribu Mujahidin yang dikoordinir Ikhwanul Muslimin yang datang dari Mesir, Suriah, Jordania, Irak dan sebagainya. Pasukan Arab yang dikirim dari berbagai negara tersebut hanya bertugas untuk melucuti senjata para Mujahidin tersebut, dan bahkan mereke disuruh pulang dengan alasan konsolidasi. Namun setelah mereka pulang, mereka beramai-ramai dijeblosakan ke dalam penjara.

Demikian juga halnya dengan peang 1967, di mana pasukan negara-negara Arab hanya sebagai penghambat para Mujahidin untuk perang dengan pasukan Yahudi secara face to face. Dua peristiwa tersebut, 1948 dan 1967 sangat berbeda dengan peristiwa intifadhah Desember 1988 yang dipimpin langsung oleh Syahid Syekh Ahmad Yasin dan ilemen Palestina lainnya. Sudah 20 tahun berlalu, beluam ada indikasi intifadhah dapat dihentikan. Padahal menurut perkiraan para petinggi Yahudi, untuk menghentikan gerakan intifadhah hanya diperlukan kurang drai 24 jam. Sebaliknya, setahun belakangan Hamas bukan hanya menguasai Gaza yang berpenduduk 1.5 juta jiwa, akan tetapi juga berhasil meningkatkan penguasaan senjata strategis termasuk roket jarak jauh yang mereka rekayasa sendiri. Yang menarik lagi, setelah serangan Yahudi ke Gaza sejak 10 hari lalu, mnalah Hamas semakin popular dan semakin mendapat simpatik dari dunia, terlebih lagi dari kalangan pergerakan Islam di seluruh dunia.

Namun sebaliknya, bagaimana pula dengan Yahudi? Setelah 61 tahun Negara Israel berdiri di Palestina, apa yang mereka hadapi dan apa yang mereka dapatkan? Hari ini kita menyaksikan perubahan sikap politik dunia terhadap Palestina, khususnya terhadap Hamas yang menurut Amerika Hamas adalah organisasi teroris yang harus diperangi oleh dunia, termasuk oleh faksi Fatah yang sama-sama anak bangsa Palestina.

Pada 21 Agustus 2001, As-Syarqul Aqwsath, sebuah harian terkenal di kawasan negara-negara Arab menurunkan berbagai fakta tentang situasi dan kondisi Yahudi di Palestina. Di antaranya ialah, sekitar 18.000 - 20.000 orang Yahudi dari berbagai kalangan pindah warganegara, seperti Amerika dan khsusnya Jerman. Para petinggi Yahudi juga merasa kesulitan mengundang para Yahudi yang ada di luar negeri khususnya Rusia yang diperhitungan 2.8juta orang untuk hijrah ke Palestina. Hal tersebut disebabkan tidak adanya jaminan keamanan tinggal di Palestina yang semakin hari semakin mendapat peralawanan dari masyarakat Palestina.

Di samping itu, bangsa Yahudi yang tinggal di Palestina juga kesulitan menadapatkan keturunan, sehingga populasi mereka tidak meningkat secara signifikan dibandingkan dengan bangsa Palestina yang terkenal dengan jumlah anak mereka yang banyak. Sehingga diprediksi tahun 2020 bangsa Palestina yang di wilayah pendudukan saja akan mencapai 32 %, sedangkan di seluruh wilayah Palestin akan mencapai 58 %.

Masalah serius lain yang dihadapi bangsa Yahudi di Palestina ialah ketergantungan mereka terhadap pemerintah Amerika, sehingga dikatakan bahwa Israel adalah anak manja Amerika yang selalu diberi bantuan ekonomi dan senjata secara terus-menerus. Pertanyaannya ialah, samapi kapan Amerika mampu menanggung beban ekonomi, senjata dan politik bangsa Yahudi di Palestina? Apalagi belakangan ini Amrika sendang bergulat dengan bencana keuangan yang memporak-porandakan ekonomi negara adidaya itu.

Di samping masalah-masalah tersebut ada lagi masalah yang tak kalah seriusnya yang sedang dihadapi Yahudi di Palestina yakni sengitnya percaturan di anatara pentinggi mereke sendiri. Di tambah lagi dengan ratusan prajurut Yahudi yang setiap bulan mengalami sakit jiwa, bahkan tidak sedikit sampai bunuh diri. Masa Depan Yahudi Di Palestina

Bagi yang mengamati perkembangan Yahudi di Palestina, mehahami karakter bangsa Yahudi dan karakter konflik yang sedang mereka hadapi, seperti yang dijelaskan di atas, tidak ragu mengatakan bahwa masa depan Yahudi di Palestina sangat suram. Kendati Yahudi dunia sejak hampir satu abad belakangan berhasil memanipulasi sejarah Palestina melalui media massa yang mereka kuasai, merekayasa berbagai persitiwa dan berbagai kejahatan mereka di dunia dan khususnya di Palestina serta keberhasilan lobby mereka terhadap hampir seluruh pemimpin dunia, tak terkecuali pemimpin-pemimpin Dunia Islam sendiri, namun tidak ada jaminan bangsa Yahudi bisa merealisasikan impian mereka untuk mendirikan Israel Raya seperti yang direncanakan oleh para pemimpin gerakan Zionis yang dipimpin pertamakali oleh Theodor Herzl.

Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan keberadaan bangsa Yahudi di Palestina akan mengalami kehancuran atau kepunahan disebabkan perang yang mereka mulai dan ciptakan sendiri terhadap bangsa Muslim Palestina yang secara otomatis, mau tidak mau, cepat atau lambat akan melibatkan umat Islam sedunia. Artinya, pada suatu saat akan terjadi perang besar-besaran antara Yahudi yang menjajah Palestina dengan Umat islam sedunia.

Lalu, apa kata Al-Qur’an dan hadist Rasul Saw. tentang masa depan Yahudi dan perang besar tersebut? Mari kita renungkan beberapa ayat dan hadits Nabi berikut :


Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah (Islam) dan tali (perjanjian) dengan manusia , dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Q.S. Ali Imran : 112)

Dari Abu Hurairah bahwa Raslullah Saw bersabda : “ Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan Yahudi, maka kaum Muslimin berhasil membunuh mereka sehingga Yahudi bersembunyi di balik pohon dan batu. Lalu batu atau pohon itu berkata : Wahai Muslim.. Wahai Abdullah… ini Yahudi sembunyi di belakangku, maka segera bunuh dia, kecuali gharqad karena ia adalah dari pohon Yahudi. (H.R. Muslim)

‘وفي إحدى روايات الحديث:"تقاتلون اليهود أنتم شرقي النهر وهم غربيه"فقال أحد الصحابة في حديث صحيح:أي نهر يارسول الله ،فقال:"نهر الأردن"،يقول الصحابي:والله ما كنت أعرف أن في الأرض نهرا يسمى الأردن.

Dalam hadits lain salah seorang Sahabat berkata : Kamu nanti akan memerangi Yahudi sedangkan posisi kalian di sebelah timur sungai (Jordania), sedangkan mereka di sebelah baratnya. Lalu sahabat lain berkata : Demi Allah aku tidak mengetahui bahwa di bumi ini ada sungai yang dinamakan “Jordania” wahai Rasulullah? Lalu Rasullah menjawab : “Sungai Jordania”

Berdasarkan hadits dalil-dalil di atas dapat dipahami bahwa perang besar tersebut benar-benar akan terjadi setelah Yahudi merajalela di muka bumi, khususnya di Palestina. Allahu A’lamu bish-showab..

Fathuddin Ja’far Dewan Redaksi Eramuslim.