January 31, 2009

Penyakit Jantung

Gejala mendengkur dapat dibagi dalam gejala malam hari dan siang hari.
Gejala malam hari antara lain dapat berupa beberapa dari dibawah ini :

• Mendengkur dg.bunyi keras & mengganggu
• Nafas berhenti di sela-sela mendengkur & diakhiri dengusan
• Kadang-kadang disertai rasa sesak & tercekik membuat penderita terbangun
• Tidur tidak nyenyak karena sering terbangun & berubah posisi
• Kencing malam hari
• Berdebar-debar di malam hari

Gejala siang hari berupa :

• Bangun tidur dg perasaan tidak segar, masih cape dan ingin tidur kembali
• Sakit kepala pagi hari
• Sakit / nyeri tenggorok saat bangun tidur
• Mengantuk berlebihan di siang hari
• Kelelahan berkepanjangan
• Perubahan kepribadian berupa depresi, mudah iritasi dan sering marah
• Daya konsentrasi menurun
• Gangguan memori sehingga sering lupa
Jika anda mendengkur, periksalah apakah mendengkur anda sudah berat yang disertai henti nafas akibat sumbatan jalan nafas (OSA) dengan meneliti formulir dibawah ini dan selanjutnya formulir Epworth Sleepiness Scale dibawahnya. Skala ini untuk mengetahui apakah anda sudah mengalami gangguan tidur yang disertai kekurangan oksigen dalam tubuh :

Mendengkur
Gejala OSA :

Terdapat salah satu gejala di bawah ini dengan frekuensi > 3x/seminggu
1. Terbangun dari tidur karena tersedak (terbatuk-batuk)
2. Apnea (henti nafas) pada saat tidur (sesuai dengan keterangan teman tidur)
3. Bangun tidur dengan perasaan tidak segar
Epworth Sleepiness Scale > 10 (lihat form dibawah)

Epworth Sleepiness Scale : isilah sesuai dengan kriteria ini 0 = tidak pernah mengantuk ; 1 = sedikit mengantuk; 2 = cukup mengantuk, 3 = sangat mengantuk dan tertidur

Epworth Sleepiness Scale :

Kriteria
1. Duduk & Membaca
2. Menonton televisi
3. Duduk diam di tempat umum (di bioskop atau rapat)
4. Sebagai penumpang mobil selama 1 jam tanpa istirahat
5. Rebahan untuk beristirahat sore ketika lingkungan memungkinkan
6. Duduk dan berbicara dengan seseorang
7. Duduk tenang setelah makan siang tanpa minum alkohol
8. Saat mengemudi dan mobil berhenti beberapa menit dalam kemacetan.

Jika total skoring mencapai > 10 maka anda sudah menderita gangguan tidur yang harus segera diperbaiki agar tidak menimbulkan penyakit yang lebih berat dan fatal.
Hubungi segera dokter anda untuk mendapat petunjuk pengobatan.
Akibat episod OSA akan terjadi :
• Penurunan kadar oksigen dalajm darah
• Kerja jantung menjadi lebih berat
• Kualitas istirahat berkurang
• Mengantuk di siang hari, jika anda menyupir maka anda cendering mengalami kecelakaan lalu lintas
• Penurunan kinerja sehari-hari
Selanjutnya dapat terjadi penyakit hipertensi, pembengkakan jantung, penyakit jantung koroner, stroke dan mungkin kematian mendadak.

Penanggulan :
Pembengkakan jantung penyebabnya kan banyak. Karena pembengkakan juga ada 2 macem, otot jantungnya yang tambah tebal ( hipertrofi) atau ruang jantungnya sendiri yang tambah lebar (dilatasi). Penyebanya sendiri juga banyak, bisa karena tekanan darah tinggi yang udah lama, jantung koroner, konsumsi alkohol yang banyak dalam jangka waktu lama, genetik, dll. Jadi supaya jantung kembali ke normal ya yang paling penting atasi penyebabnya. Selain itu ada obat2an yang bisa membantu agar jantung kembali ke ukuran semula (golongan ACE Inhibitor dan Beta blocker), tapi ya perlu resep dokter karena ga boleh sembarangan pake obat2 an itu. Dan perlu diingat meski penyebabnya dah dikontrol dan teratur minum obat butuh waktu cukup lama buat menegcil lagi dan bisanya ga bener2 kembali ke ukuran semula, paling tambah kecil aja. Jadi ya mending ke konsultasi aja yang rutin ke dokter.

Informasi lainnya :

Mengapa Mati Mendadak ?

Kasus mati mendadak sering kita dengar dalam hidup keseharian kita. Apa sesungguhnya di balik kematian mendadak itu? Apakah betul tidak hujan tidak ada angin sekonyong-konyong orang bisa mati ?
Bisa !
Di luar kasus penganiayaan berat, orang bisa sekonyong-konyong mati mendadak kendati sebelumnya tampak sehat-sehat saja. Namun, makna sehat di sini belum tentu berarti betul secara medis terbilang sehat.

Mungkin kelihatannya saja sehat, tapi sesungguhnya mengidap penyakit yang tak dirasakan atau tidak pula menunjukkan gejala maupun tanda-tanda. Penyakit jantung khususnya. Mengapa?

Pertama, karena penyakit jantung penyebab paling sering berujung kematian mendadak. Tidak semua orang terbiasa memeriksakan diri, paling kurang untuk check up. Perlahan tapi pasti, tanpa disadari, proses penyakit jantung yang mungkin sudah lama diidap terus saja berkembang.
Gangguan Jantung
Adapun penyakit jantung meliputi kasus-kasus (1) koroner, (2) pembengkakan jantung (akibat darah tinggi lama), (3) kelainan jantung bawaan (kebocoran jantung), dan bisa juga akibat serangan (4) infeksi jantung baik yang baru didapat maupun yang dulu (sehingga merusak otot
jantung, katup, atau pembuluh darahnya).
Apa pun jenis kasus penyakit jantungnya, ujungnya bisa berisiko kematian mendadak.

Kedua, tidak semua kasus penyakit jantung sudah memperlihatkan gejala atau menimbulkan keluhan pada awalnya. Tergantung jenis penyakit jantungnya, seberapa parah derajat penyakitnya, dan hal-hal lain apa saja yang memperberat penyakit jantungnya, sehingga pada suatu saat, sekadar sekali sontekan kecil saja mendadak penyakitnya sudah langsung berat, lalu mematikan.

Pengidap diabetes lama yang sudah berkomplikasi ke koroner jantung, sering tak merasakan keluhan nyeri dada (angina pectoris), si gejala jantung koroner paling khas. Itu sebab angka kematian mendadak karena serangan jantung lebih banyak dialami pengidap diabetes lama yang tak pernah memeriksakan kondisi jantungnya.
Itu alasan dalam ramalan medis tak mustahil kalau orang yang kelihatan sehat bisa saja mati mendadak. Namun, tentu tidak semua kasus serangan jantung yang berisiko merenggut nyawa pasti berakhir dengan kematian. Sekiranya saja ada kemudahan mendapatkan pertolongan pertama dan pasien tidak sedang berada seorang diri, ancaman kematian oleh serangan jantung mestinya bisa digagalkan.
Kalau saja tersedia pertolongan gawat darurat di tempat kejadian atau lekas-lekas mendapat pertolongan dalam hitungan golden hour (hitungan jam) dengan �resusitasi jantung-paru-paru (CPR, Cardiopulmonary resuscitation), keadaan jantung mendadak berhenti berdenyut atau cardiac arrest, bisa dibuat batal merenggut nyawa.
Penyebab Gangguan
• Jantung dapat terganggu fungsinya oleh sejumlah penyebab. Paling sering penyebabnya adalah sumbatan koroner.
Kita tahu penyakit jantung koroner urusan puluhan tahun. Jika lemak darah (kolesterol, trigliserida) dibiarkan tinggi untuk waktu lama, lambat laun akan terbentuk karat lemak pada dinding koroner, selain pada pembuluh darah mata, ginjal, dan otak.
Karat lemak pada pembuluh darah orang modern sudah mulai terbentuk sejak usia remaja. Tanpa mengontrol lemak darah dengan obat dan diet, diperkirakan cuma perlu waktu sepuluhan tahun untuk menjadikan pipa pembuluh koroner menjadi tersumbat total.
Namun, jauh hari sebelum pembuluh koroner tersumbat total akibat kekurangan jatah makanan (aliran darah pemasok oksigen), jantung seharusnya sudah lama menjerit. Jeritan jantung ini yang muncul sebagai gejala nyeri dada spesifik. Nyeri seperti tertiban, tertindih, tertekan barang berat di atas dada. Nyerinya bersifat menjalar ke lengan, leher, pundak, dan punggung.
Awalnya nyeri hanya berlangsung beberapa detik. Namun, jika lemak darah tidak dikontrol, dan pola gaya hidup tetap berisiko memperburuk koroner, serangan gejala nyeri dada semakin hari semakin berlangsung lama. Nyeri dada yang semakin hari semakin lama mencerminkan sumbatan koroner sudah semakin menebal, dan sumbatan koroner sudah semakin menutup penampang pipa pembuluh, yang berarti pasokan oksigen buat otot jantung yang dilayaninya semakin tipis saja.

Proses penyumbatan �karat lemak� bisa dihentikan bila lemak darah dan semua faktor risiko koroner ditiadakan. Sayangnya lebih banyak pengidap koroner yang abai, sehingga bukan jarang mati mendadak acap berlangsung di kamar hotel (kematian di atas pelana kuda) bersama pasangan seks yang bukan istri sendiri (sebab seks bukan dengan istri umumnya jauh lebih hot), atau saat tengah di meja makan (kelewat kenyang), atau di kamar mandi (mendadak paparan hawa dingin), atau di perjalanan (keletihan, stres, perubahan jadwal harian).
Meniadakan Faktor Risiko
• Kita tidak mungkin bisa meramalkan kapan saatnya seseorang akan mengalami serangan koroner, kecuali hanya menduga saja bahwa akan datang harinya entah kapan kalau saja seseorang membiarkan hidupnya tetap di bawah ancaman berisiko koroner.
Antara lain membiarkan lemak darah tinggi, mengidap darah tinggi, kencing manis, perokok, gemuk. pola dan gaya hidup sedentary).
Yang sebetulnya dapat dilakukan oleh mereka yang berisiko koroner atau pengidap kelainan jantung lain, seberapa bisa meniadakan semua faktor risiko itu dan mengubahnya dengan pola dan gaya hidup yang berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya, seperti dengan kembali makan teratur, tidur teratur, ada waktu jeda, kendurkan stres, cukup bergerak badan.

Yang perlu diperhatikan, pengidap jantung koroner berupaya membangun kebiasaan hidup teratur. Bagi pengidap jantung, setiap perubahan jadwal harian berisiko mengganggu kerja faali jantung yang sudah diset. Maka waspada kalau harus begadang, terlambat makan, tidak tidur siang, atau kelebihan beban kerja fisik, serta kebanjiran stres. Serangan jantung sering terjadi pada kondisi yang berubah dari kebiasaan sehari-hari seperti itu.

Jangan mandi dingin, terpapar hawa atau angin kencang sewaktu berjalan kaki, tidak mengedan kuat sewaktu buang air besar, makan kelewat kenyang, kurang waktu jeda, minum obat tidak sesuai jadwal atau dengan dosis memadai. Termasuk mewaspadai pola kegiatan seksual yang kelewat hot, serta menjauhkan olahraga statis (angkat beban, menggotong barang berat, misalnya).
Jangan abaikan pula keluhan perut jika tahu mengidap penyakit jantung karena gangguan perut bisa merupakan bagian dari gejala penyakit jantung juga. Jika pernapasan kurang lapang, mendadak sesak napas, mudah letih, dan tiba-tiba jantung berdebar tanpa sebab, bagian yang perlu mendapat perhatian mereka yang berisiko jantung koroner, atau sudah mengidap penyakit jantung lain sebelumnya (jantung bawaan, pembengkakan jantung, atau kelainan otot jantung oleh serangan koroner sebelumnya, atau kerusakan otot jantung oleh infeksi, efek samping obat, atau penyakit lain).

Ingat, ada jenis obat penurun lemak darah yang efek sampingnya merusak otot jantung (cardiomyopathia). Kerusakan otot jantung memperburuk penyakit jantung yang sudah ada.